Lokasi saat ini:BetFoodie Lidah Indonesia > Sehat
Dokter ingatkan konsumen untuk periksa label produk perawatan kulit
BetFoodie Lidah Indonesia2025-11-11 11:47:51【Sehat】695 orang sudah membaca
PerkenalanIlustrasi - Sejumlah produk kosmetik tanpa izin edar. ANTARA/Suriani Mappong/am.Jakarta (ANTARA) - D

Jakarta (ANTARA) - Dokter spesialis dermatologi, venereologi, dan estetika mengingatkan konsumen untuk memeriksa label pada kemasan produk perawatan kulit guna memastikan produk yang hendak dibeli sudah terdaftar dan mendapat izin edar dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
"Kalau membeli yang dijual bebas perhatikan apakah ada label dari BPOM, itu nomor satu paling penting ya, karena dengan adanya label dari BPOM itu menandakan sudah diperiksa dan itu lebih aman untuk diedarkan," kata dr. Amaranila Lalita Drijono, Sp.DVE, FINSDV, FAADV kepada ANTARA pada Rabu.
Lulusan Universitas Indonesia itu menyampaikan bahwa produk kosmetik yang dipasarkan di Indonesia harus memiliki izin edar dari BPOM, yang menerbitkan izin edar setelah memeriksa kandungan dan memastikan keamanan produk.
Selain memeriksa izin edar, konsumen disarankan mengecek bahan-bahan yang terkandung pada produk kosmetik yang hendak dibeli.
Pada produk kosmetik yang berizin edar, informasi mengenai kandungan bahan aktif produk dicantumkan dalam label pada kemasan produk.
Baca juga: Waspadai efek kandungan bahan kimia pada produk perawatan kulit
Dokter Amaranila menyampaikan bahwa penggunaan dalam jangka panjang produk perawatan kulit dengan kandungan hidrokuinon melebihi batas aman dapat menimbulkan efek samping yang membahayakan kesehatan kulit.
"Agak sulit untuk mengetahuinya ya, karena dia sama-sama krimnya berwarna putih biasanya," katanya mengenai cara mengenali produk yang mengandung hidrokuinon.
"Kita baru tahu kadang-kadang itu ada hidrokuinon salah satunya bila terekspos matahari lama-lama berubah menjadi agak kecoklatan karena teroksidasi, nah mungkin itu bisa kita duga mengandung hidrokuinon," ia menjelaskan.
Ia menyangakan bahwa produk perawatan kulit yang mengandung hidrokuinon maupun retinoid sebaiknya digunakan sesuai dengan resep dokter.
Dokter bisa merekomendasikan dosis serta cara penggunaan yang tepat untuk menghindari kemungkinan iritasi dan alergi.
Dokter Amaranila juga mengemukakan pentingnya edukasi mengenai aturan penggunaan produk kecantikan yang mengandung bahan kimia seperti hidrokuinon dan retinoid beserta efek sampingnya.
Kalau mengalami masalah setelah menggunakan produk perawatan kulit tertentu, ia mengangakan, maka konsumen sebaiknya segera berkonsultasi dengan tenaga kesehatan profesional atau dokter.
"Dibawa produknya tersebut juga ke dokter untuk ditunjukkan bahwa apa yang sudah dipakai sehingga mudah-mudahan itu membantu dokter dalam menegakkan diagnosis yang tepat untuk keluhan yang diderita oleh si pemakai," katanya.
Baca juga: BPOM temukan kosmetik ilegal bernilai total Rp31,7 miliar
Baca juga: Daftar 91 kosmetik ilegal dan berbahaya yang ditarik BPOM
Suka(42617)
Artikel Terkait
- KKP ungkap upaya atasi Cs
- KKP: 41 UPI masuk "Yellow List" bisa ekspor ke AS secara bersyarat
- KKP ungkap upaya atasi Cs
- Polda Kepri periksa tujuh ABK Kapal Shing Xing dalam dugaan TPPO
- BGN minta Dinkes ngak asal keluarkan SLHS untuk dapur MBG
- KPK: OTT Bupati Ponorogo terkait mutasi dan rotasi jabatan
- PBB sebut bantuan ke Gaza masih terus dihalangi
- Dari Qatar ke Cinere, Brian pilih memasak MBG demi senyum anak
- Kemenpar sebut SIAL Interfood 2025 jadi ajang perkuat industri MICE
- PBB tingkatkan dukungan bagi pengungsi di Darfur Utara, Sudan
Resep Populer
Rekomendasi

Mendagri: Inflasi YoY Oktober masih aman di angka 2,86 persen

Benarkah kecoak bisa cemari udara rumah?

BPOM respon sirop obat dari India diduga ber

Tinjau magang dengan Seskab, Menaker: Sarana link and match industri

China terus awasi produk bahari dari Jepang setelah keran impor dibuka

Kemnaker mulai buka pendaftaran peserta Magang Nasional Batch 2

Pemprov Jateng: MBG telah sasar 6,3 juta penerima manfaat

PBB tingkatkan dukungan bagi pengungsi di Darfur Utara, Sudan